Sebelum mempelajari tentang CIDR dan
VLSM, ada baiknya kita lihat perbedaan diantara keduanya. Berikut perbedaan
antara CIDR dan VLSM;
- VLSM mirip dengan CIDR
- Keduanya sama-sama membagi jaringan besar menjadi jaringan-jaringan yang lebih kecil.
- Tujuan VLSM: menggunakan blok alamat yang ada se-efisien mungkin
- Tujuan CIDR: membuat routing table lebih efisien dengan subnet yang sudah ada.
- VLSM:
Pembagian
jaringan ini pada alamat yang sudah digunakan pada suatu organisasi dan tidak
terlihat di Internet
- CIDR:
CIDR
dapat mengalokasikan suatu alamat yang
sudah disediakan oleh Internet kepada ISP high-level ke ISP mid-level sampai
lower-level dan akhirnya ke jaringan suatu organisasi.
Dari
perbedaan CIDR dan VLSM tersebut diatas terlihat jelas bahwa CIDR dan VLSM
memiliki fungsi yang sama. Hanya saja penggunaannya yang berbeda.
Oke,
biar tambah jelas, ini penjelasan tentang CIDR dan VLSM yang lebih luas.
CIDR
CIDR adalah singkatan dari Classless Inter-Domain Routing. CIDR dikembangkan pada 1990-an sebagai skema standar untuk routing lalu lintas jaringan di internet.
Sejarah CIDR
Pada tahun 1992 lembaga IEFT memperkenalkan suatu konsep perhitungan IP Address yang dinamakan supernetting atau classless inter domain routing (CIDR), metode ini menggunakan notasi prefix dengan panjang notasi tertentu sebagai network prefix, panjang notasi prefix ini menentukan jumlah bit sebelah kiri yang digunakan sebagai Network ID, metode CIDR dengan notasi prefix dapat diterapkan pada semua kelas IP Address sehingga hal ini memudahkan dan lebih efektif. Menggunakan metode CIDR kita dapat melakukan pembagian IP address yang tidak berkelas sesukanya tergantung dari kebutuhan pemakai.
Mengapa menggunakan CIDR?
Sebelum CIDR teknologi dikembangkan, router internet didasarkan pada kelas dari alamat IP. Dalam sistem ini, nilai dari alamat IP menentukan subnetwork untuk keperluan routing.
CIDR merupakan alternatif tradisional subnetting IP yang mengatur alamat IP ke subnetwork independen dari nilai alamat sendiri. CIDR juga dikenal sebagai supernetting karena efektif memungkinkan beberapa subnet harus dikelompokkan bersama untuk jaringan routing.
Notasi CIDR
CIDR menentukan rentang alamat IP menggunakan kombinasi alamat IP dan mask jaringan yang terkait. CIDR notasi menggunakan format berikut:
xxx.xxx.xxx.xxx/n
dimana n adalah jumlah bit (paling kiri) ‘1’ di masker. Sebagai contoh,
192.168.12.0/23
Berlaku mask 255.255.254.0 jaringan ke jaringan 192,168 mulai dari 192.168.12.0. Notasi ini merupakan kisaran alamat 192.168.12.0-192.168.13.255. Dibandingkan dengan tradisional berbasis kelas jaringan, 192.168.12.0/23 merupakan agregasi dari C dua kelas subnet 192.168.12.0 dan 192.168.13.0 masing-masing memiliki subnet mask 255.255.255.0. Dengan kata lain,
192.168.12.0/23=192.168.12.0/24 + 192.168.13.0/24
Selain itu, CIDR mendukung Internet alokasi alamat dan pesan routing independen dari kelas tradisional dari berbagai alamat IP yang diberikan. Sebagai contoh,10.4.12.0/22Mewakili rentang alamat 10.4.12.0 - 10.4.15.255(jaringan mask 255.255.252.0). Ini mengalokasikan setara dengan empat jaringan kelas C dalam kelaa jauh lebih besar spasi.
Bagaimana CIDR bekerja
Implementasi CIDR memerlukan dukungan tertentu tertana, dalam jaringan routing protokol. Ketika pertama kali diimplementasikan di internet, inti routing protokol seperti BGP(Border Gateway Protocol) dan OSPF(Open ShorthestPath First) yang diperbaharui untuk mendukung CIDR. Routing protokol using atau kurang popular mungkin tidak mendukung CIDR.CIDR agregasi memerlukan segmen jaringan yang terlibat harus bersebelahan(numeric berdekatan) di ruang alamat. CIDR tidak dapat, misalnya, agregat 192.168.12.0 dan 192.168.15.0 ke rute tunggal kecuali .13.14 menengah dan rentang alamat dimasukkan (yaitu, jaringan 192.168.12/22)Internet WAN atau router backbone (orang-orang yang mengelola lalu lintas antara Internet Service Provider) semua umumnya mendukung CIDR untuk mencapai tujuan konservasi ruang alamat IP. Router Mainstream konsumen sering tidak mendukung CIDR, sehingga jaringan pribadi (termasuk jaringan rumah) dan bahkan jaringan public kecil (LAN) sering tidak menggunakannya.
VLSM
Variable Length Subnet Mask
Perhitungan IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda dengan memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet mask, jika menggunakan CIDR dimana suatu Network ID hanya memiliki satu subnet mask saja, perbedaan yang mendasar disini juga adalah terletak pada pembagian blok, pembagian blok VLSM bebas dan hanya dilakukan oleh si pemilik Network Address yang telah diberikan kepadanya atau dengan kata lain sebagai IP address local dan IP Address ini tidak dikenal dalam jaringan internet, namun tetap dapat melakukan koneksi kedalam jaringan internet, hal ini terjadi dikarenakan jaringan internet hanya mengenal IP Addressberkelas.Metode VLSM ataupun CIDR pada prinsipnya sama yaitu untuk mengatasi kekuranganIP Address dan dilakukannya pemecahan Network ID guna mengatasi kekerungan IP Address tersebut. Network Address yang telah diberikan oleh lembaga IANA jumlahnya sangat terbatas, biasanya suatu perusahaan baik instansi pemerintah, swasta maupun institusi pendidikan yang terkoneksi ke jaringan internet hanya memilik Network ID tidak lebih dari 5 – 7 Network ID (IP Public).Dalam penerapan IP Address menggunakan metode VLSM agar tetap dapat berkomunikasi kedalam jaringan internet sebaiknya pengelolaan network-nya dapat memenuhi persyaratan ; routing protocol yang digunakan harus mampu membawa informasi mengenai notasi prefix untuk setiap rute broadcastnya (routing protocol : RIP, IGRP, EIGRP, OSPF dan lainnya, bahan bacaan lanjut protocol routing : CNAP 1-2), semua perangkat router yang digunakan dalam jaringan harus mendukung metode VLSM yang menggunakan algoritma penerus packet informasi.
Tahapan perhitungan
menggunakan VLSM IP Address yang ada dihitung menggunakan
CIDR
selanjutnya baru dipecah kembali menggunakan VLSM, sebagai contoh :
130.20.0.0/20Kita hitung jumlah subnet terlebih dahulu menggunakan CIDR, maka didapat11111111.11111111.11110000.00000000 = /20Jumlah angka binary 1 pada 2 oktat terakhir subnet adalah 4 makaJumlah subnet = (2x) = 24 = 16Maka blok tiap subnetnya adalah :Blok subnet ke 1 = 130.20.0.0/20Blok subnet ke 2 = 130.20.16.0/20Blok subnet ke 3 = 130.20.32.0/20Dst … sampai denganBlok subnet ke 16 = 130.20.240.0/20Selanjutnya kita ambil nilai blok ke 3 dari hasil CIDR yaitu 130.20.32.0 kemudian :- Kita pecah menjadi 16 blok subnet, dimana nilai 16 diambil dari hasil perhitungansubnet pertama yaitu /20 = (2x) = 24 = 16- Selanjutnya nilai subnet di ubah tergantung kebutuhan untuk pembahasan ini kitagunakan /24, maka didapat 130.20.32.0/24 kemudian diperbanyak menjadi 16blok lagi sehingga didapat 16 blok baru yaitu :Blok subnet VLSM 1-1 = 130.20.32.0/24Blok subnet VLSM 1-2 = 130.20.33.0/24Blok subnet VLSM 1-3 = 130.20.34.0/24Blok subnet VLSM 1-4 = 130.20.35.0/24Dst … sampai denganBlok subnet VLSM 1-16 = = 130.20.47/24- Selanjutnya kita ambil kembali nilai ke 1 dari blok subnet VLSM 1-1 yaitu130.20.32.0 kemudian kita pecah menjadi 16:2 = 8 blok subnet lagi, namun oktatke 4 pada Network ID yang kita ubah juga menjadi 8 blok kelipatan dari 32sehingga didapat :Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.32.0/27Blok subnet VLSM 2-2 = 130.20.32.32/27Blok subnet VLSM 2-3 = 130.20.33.64/27Blok subnet VLSM 2-4 = 130.20.34.96/27Blok subnet VLSM 2-5 = 130.20.35.128/27Blok subnet VLSM 2-6 = 130.20.36.160/27Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.37.192/27Blok subnet VLSM 2-1 = 130.20.38.224/27
Metode VLSM
hampir serupa dengan CIDR hanya blok subnet hasil daro CIDR dapat kita bagi lagi menjadi sejumlah Blok subnet dan
blok IP address yang lebih banyak dan lebih kecil lagi. Demikian pembahasan
CIDR dan VLSM semoga bermanfaat. ☺
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan ketika
merancang suatu jaringan komputer:
- Berapa jumlah total subnet yang dibutuhkan saat ini.
- Berapa jumlah total subnet yang dibutuhkan untuk masa mendatang.
- Berapa banyak host yang ada di subnet terbesar saat ini.
- Berapa banyak host yang akan ada di subnet terbesar pada masa mendatang.
REferensi:
- ilmukomputer.com
- http://romisatriawahono.net, Subnetting Siapa Takut ?
- IR. Hendra Wijaya, Belajar Sendiri Cicsco Router, elex media komputindo, 2004
- Cisco Networking Academy Program, CCNA 1 and 2 Companion Guide Third Editionhttp://id.wikipedia.org