kau hidup dalam langkahQ yang tak Q mengerti
Lelah melihat semua yang ada
Apa ini aku pun tak tahu
Bahkan apa yang terjadi padaQ aku pun tak tahu
karena yang Q tahu semua ini tak lebih dari kebohongan
Jika bisa aku ingin berlari
Berlari sejauh yang Q bisa
Tanpa melihat apa yang ku lalui
Meskipun itu rasa sakit
meskipun itu rasa perih
bahkan mungkin tertusuk jarum maupun duri Q kan tetap berlari
karena aku pun sudah tak peduli lagi dengan semua ini
Semuanya palsu
Semuanya sama
Semuanya tak lebih dari kebohongan belaka
Bahkan lebih dari semuanya
Selamat datang di Blog saya ...
Senin, 12 April 2010
Kebohongan semata
Diposting oleh
Windy Asriani
di
Senin, April 12, 2010
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Kamis, 08 April 2010
Sahabat Imajinasiku
Judul buku : Indigo Girl
Pengarang : Annisa Rahma
Penerbit : Terrant’ Books
Jumlah halaman : 304 halaman
Indigo adalah kecenderungan seseorang memiliki ‘penglihatan ekstra’ sehingga dapat melihat sesuatu yang tidak dapat dilihat orang lain. Anak indigo cenderung memiliki aura warna dominan indigo (nila). Dia lebih suka bermain sendiri bahkan berbicara sendiri seakan-akan sedang berbicara dengan seseorang. Tetapi, keadaan ini tidak berlangsung lama karena ketika seorang anak indigo beranjak dewasa maka teman imajinernya itu akan hilang dan terlupakan.
Buku ini menceritakan tentang pertemenan seorang anak yang bernama Shiry dan Kevin. Mereka berteman sejak masih bayi tanpa ada seorang pun menyadarinya. Ketika mereka masih kecil, mereka sering bermain dan melakukan sesuatu bersama. Ayah dan ibu Shiry yang mengetahuinya hanya membiarkan anaknya menikmati permainannya bersama teman imajinernya kerena mereka tahu teman imajiner itu akan terlupakan dengan sendirinya seiring berjalannya waktu. Namun, ketika Shiry beranjak dewasa teman imajinernya masih selalu ada di sampingnya. Saat Kevin mendatanginya dan memberitahukan tentang kepergiannya, saat itu pula kedua orang tuanya pergi untuk selamanya.Shiry memutuskan untuk menyewakan rumahnya dan tinggal di suatu apartemen. Selain kulah ia uga bekerja sebagai pianis di sebuah kafe milik sahabatnya. Sudah bertahun-tahun Shiry tidak berkomunikasi dengan Kevin. Hingga suatu hari saat berada di stasiun kereta api ia melihat seseorang yang begitu mirip dengan Kevin.
Pengarang : Annisa Rahma
Penerbit : Terrant’ Books
Jumlah halaman : 304 halaman
Indigo adalah kecenderungan seseorang memiliki ‘penglihatan ekstra’ sehingga dapat melihat sesuatu yang tidak dapat dilihat orang lain. Anak indigo cenderung memiliki aura warna dominan indigo (nila). Dia lebih suka bermain sendiri bahkan berbicara sendiri seakan-akan sedang berbicara dengan seseorang. Tetapi, keadaan ini tidak berlangsung lama karena ketika seorang anak indigo beranjak dewasa maka teman imajinernya itu akan hilang dan terlupakan.
Buku ini menceritakan tentang pertemenan seorang anak yang bernama Shiry dan Kevin. Mereka berteman sejak masih bayi tanpa ada seorang pun menyadarinya. Ketika mereka masih kecil, mereka sering bermain dan melakukan sesuatu bersama. Ayah dan ibu Shiry yang mengetahuinya hanya membiarkan anaknya menikmati permainannya bersama teman imajinernya kerena mereka tahu teman imajiner itu akan terlupakan dengan sendirinya seiring berjalannya waktu. Namun, ketika Shiry beranjak dewasa teman imajinernya masih selalu ada di sampingnya. Saat Kevin mendatanginya dan memberitahukan tentang kepergiannya, saat itu pula kedua orang tuanya pergi untuk selamanya.Shiry memutuskan untuk menyewakan rumahnya dan tinggal di suatu apartemen. Selain kulah ia uga bekerja sebagai pianis di sebuah kafe milik sahabatnya. Sudah bertahun-tahun Shiry tidak berkomunikasi dengan Kevin. Hingga suatu hari saat berada di stasiun kereta api ia melihat seseorang yang begitu mirip dengan Kevin.
Buku ini memberikan gambaran kepada kita tentang seorang indigo yang mampu berkomunikasi dengan teman imajinasi dan saling berinteraksi.dengan bahasa yang ringan, buku ini mampu membuat pembaca seolah-olah mengalaminya. Gaya bahasa yang digunakan pun tidak terlalu berat sehingga pembaca tidak terlalu sulit untuk memahaminya.
Annisa Rahma bukanlah satu-satunya orag yang menceritakan tentang kisah cinta seseorang. Akan tetapi, Annisa Rahma lah yang menulis cerpen dengan begitu jelas. Ia menceritakan watak tokoh baik melalui sikap maupun secara langsung. Simaklah betapa jelasnya kisah yang dipaparkan dalam novel ini.
Resensator : Windy Asriani dan Dewi Maharani
Annisa Rahma bukanlah satu-satunya orag yang menceritakan tentang kisah cinta seseorang. Akan tetapi, Annisa Rahma lah yang menulis cerpen dengan begitu jelas. Ia menceritakan watak tokoh baik melalui sikap maupun secara langsung. Simaklah betapa jelasnya kisah yang dipaparkan dalam novel ini.
Resensator : Windy Asriani dan Dewi Maharani
Diposting oleh
Windy Asriani
di
Kamis, April 08, 2010
0
komentar
Kirimkan Ini lewat Email
BlogThis!
Bagikan ke X
Berbagi ke Facebook
Lencana Facebook
Tentang Saya
- Windy Asriani
- Kebumen, Kebumen, Indonesia
- mahasiswa Pendidikan teknik informatika dan komputer angkatan 2010. Mencobalah percaya pada diri sendiri, karena masing-masing kita memiliki kemampuan tersembunyi